BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia
memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu
setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.
Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari
organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat
dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar
organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara
berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat
komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan
karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut
Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan
serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan
dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka dapat
dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
1.
Apa saja dinamika kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat ?
2.
Apa konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
3.
Apa saja faktor-faktor yang dapat merusak kebudayaan indonesia ?
4.
Bagaimana proses pelestarian kebudayaan yang harus dilakukan ?
5.
Bagaimana peran aktif mahasiswa dalam rangka menjaga pelestarian kebudayaan
?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah
untuk mengetahui konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran masyarakat dan
kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses
difusi, akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi dan perubahan atau inovasi
dari kebudayaan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dinamika Kebudayaan dalam
Masyarakat
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam
menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta
mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat
membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta
memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih
memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan
budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan
dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke
suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai
mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi
masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya
lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya
lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui
oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga
membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap
perkembangan di negranya.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita
yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dengan
masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita. Sebagai contoh budaya dalam tata
cara berpakaian. Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara
berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi akibat masuknya budaya luar
mengakibatkan budaya tersebut berubah. Sekarang berpakaian yang membuka aurat
serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana
mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan
sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama
Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara
lain
2.2 Konsepsi Khusus Mengenai
Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam Bab ini, konsep yang kita perlukan apabila kita
ingin menganalisa secara ilmiah gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial
budaya disekeliling kita sebagai proses yang sedang berjalan dan
bergeser. semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa
proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian ilmu
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara konsep yang terpenting ada yang mengenai
proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada juga proses perkembangan
kebudayaan umat manusia pada umumnya yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk
yang lama semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan. Kemudian di proses
penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa
dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur
kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akullturasii dan
asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi yang sangat erat
kaitannya dengan penemuan baru yang disebut inovasi dan invention. Berikut ini
adalah penjelasan-penjelasan tentang konsepsi-konsepsi yang dapat mempengaruhi
sehingga dapat menyebabkan pergeseran masyarakat da kebudayaan :
a. Proses Internalisasi
Koentjaraningrat
(2003) mengungkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung
sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya,
terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang
kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut
Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang
dimiliki manusia yang dipengaruhi, baik lingkungan internal dalam diri manusia
itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat
disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau
pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang
dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut
Fathoni, A (2006), proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai
dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu
dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai
macam lingkungan sosial dan budayanya.
b. Proses Sosialisasi
Menurut
Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar
kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seseorang
individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan
dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki
beraneka macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut
Koentjaraningrat (2003) individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan
mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak
ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut
Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
1.
Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak
dimasyarakat.
2.
Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
3.
Pengendalian fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
4.
Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada
masyarakat.
c. Proses Akulturasi
Menurut
Kuntjaraningrat (2003), mengemukakan bahwa proses akulturasi merupakan proses
belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat. system norma,
serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang
Akulturasi
terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu
sendiri.
Proses
akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integasi antara
unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan
demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang
berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.
d. Proses Evolusi Sosial
1.
Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses
evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa secara mendetail
(microscopic), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan dengan
memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (macroscopic).
Proses-proses sosial budaya yang dianalisa secara detail dapat memberi gambaran
mengenai berbagi proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari
suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya secara macroscopic yang terjadi
dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses
pemberi arah” atau directional processes.
2.
Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam
Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial
buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap
individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya hanya
memperhatikan adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat yang
mereka teliti, tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku
para individu yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam
meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan
yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu
diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a.
Kebudayaan sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan
dan sebagainya yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b.
Kebudayaan sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para
individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan dan
dengan mempelajari konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah
dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
3.
Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila
evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan
suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan
arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan.
e. Proses Difusi
1.
Penyebaran Manusia
Ilmu
antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka
bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah
menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan
adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi
fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun lamanya.
Ditinjau
dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari
migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi
cepat dan mendadak.
Migrasi
lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang
selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang.
Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin
lama makin luas.
2.
Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama
dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini,
turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia
atau bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja
dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam zaman
modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti
migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu yang
berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu
mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti
Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
f. Proses Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
1.
Asimilasi timbul bila ada:
Ø
Golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Ø
Saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
Ø
Kebudayaan golongan tadi berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran.
Golonga minoritas mengubah sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan
mayoritas.
2.
Lima golongan masalah akulturasi, yaitu:
Ø
Masalah metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu proses
akulturasi yang terjadi.
Ø
Masalah unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang sukar diterima.
Ø
Masalah unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti atau diubah.
Ø
Masalah individu yang cepat dan sukar menerima.
Ø
maslah ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi
3.
Dalam peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti
sebaiknya memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
Ø
Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
Ø
Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan
asing.
Ø
Saluran-saluran yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk
kedalam kebudayaan penerima.
Ø
Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur
kebudayaan asing tadi.
Ø
Reaksi individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
g. Proses Pembaharuan atau Inovasi
Inovasi
adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru. Suatu
proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang
biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan
invension.
Faktor-faktor
yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan
penemuan baru adalah sebagai berikut:
1.
Kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan.
2.
Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3.
Sistem perangsang bagi kegiatan mencipta.
Penemuan baru seringkali terjadi saat ada suatu krisis
masyrakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas
karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada disekelilingnya.
2.3 Faktor Penyebab Rusaknya
Kebudayaan Indonesia
Berikut ini beberapa faktor yang dapat merusak
kebudayaan indonesia :
A.
Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran
masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim.
Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan
zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
B.
Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan
untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang
budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan
perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
C.
Kemajuan Teknologi
Meskipun
dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi
salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal.
D.
Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran
tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang
sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui
pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam
membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan
perkembangan zaman.
E.
Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan
lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk
mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan
fisik, pola piker serta pola hidup masyarakat juga ikut berubah
F.
Masuknya Budaya Asing
Masuknya
budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga.
Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah
perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara
mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan
batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah
kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia
secara menyeluruh. Di sisi yang lain dengan teknologi informasi yang semakin
canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan
dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan
dengan kesenian tradisional kita.
Kondisi
yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional
Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan
perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang
hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian
yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai
tersingkir dan kehilangan fungsinya. Pesatnya laju teknologi informasi atau
teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.
2.4 Upaya Pelestarian Kebudayaan
Indonesia
Berikut beberapa hal yang dapat kita simak untuk acuan
kita dalam rangka melestarikan budaya lokal indonesia :
A.
Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai ke aset yang
tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang
dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri
khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun
adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat
memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
B.
Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan
budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan
tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat
istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan
negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya
Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang
kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa
Indonesia memiliki cirri khas yang unik.
C.
Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya
bangsa
Kesatuan
budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili
identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta
diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
D.
Indonesia dipandang dunia Internasional karena
kekuatan budayanya
Apabila
budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai
negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
E.
Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha
masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya
bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati
antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
F.
Kemajuan pariwisata
Budaya
lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat
dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi
hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya
yang mungkin terjadi.
G.
Multikuturalisme
Multikulturalisme
memberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar
yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
2.5 Peran Mahasiswa Dalam Upaya
Pelestarian Kebudayaan Indonesia
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif
tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena
pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan
penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi
bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus
bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa
Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara
lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni
dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni
dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan
ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan
budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler
dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan
keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a) Jalur Intrakurikuler
Untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa
adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat
menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa
terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler;
artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau
materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah, Hal
itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan
budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban. Melalui mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi
penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas
seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah
melakukan pelestarian.
Jalur
intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman
yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam
pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. KKN dapat digunakan untuk
berperan serta dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah.
b) Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan
dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kebudayaan merupakan langkah lain
yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni
dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu
mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan
wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah
mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi.
Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian
daerah yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran
merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum
festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional
(Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa
dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
Penulisan Makalah ini saya dapat menyimpulkan Bahwa Perubahan Dinamis dan arus
Globalisasi yang tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia
yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan
pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya
Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan
kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa berharganya nilai –
nilai budaya lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih
tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini.
Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman
budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya
bangsa. Agar budaya kita tetap terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain.
Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya itu dan tidak
pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing.
3.2 Saran
Sebagai
generasi muda sebaiknya kita bisa lebih aktif dalam menjaga dan melestarikan
budaya-budaya lokal yang ada di lingkungan sekitar kita dengan cara :
1. Lebih
tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan indonesia
2. Harus
lebih memahami arti kebudayaan
3. Menjadikan
keanekaragaman budaya sebagai sumber kekuatan budaya
4. Meyakini
bahwa kuatnya budaya bangsa dapat memperkokoh rasa persatuan
5. Menjadikan
kebudayaan itu menjadi kemajuan pariwisata di indonesia
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan
pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan
anak dan cucu kita nanti.
Tugas utama
yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga,
serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya
bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara
kita tidak diklaim oleg negara lain
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar