Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

Proses Pergeseran Budaya Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi  organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa saja dinamika kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat ?
2.      Apa konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
3.      Apa saja faktor-faktor yang dapat merusak kebudayaan indonesia ?
4.      Bagaimana proses pelestarian kebudayaan yang harus dilakukan ?
5.      Bagaimana peran aktif mahasiswa dalam rangka menjaga pelestarian kebudayaan ?


1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk mengetahui konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi dan perubahan atau inovasi dari kebudayaan tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Dinamika Kebudayaan dalam Masyarakat
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.

Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita. Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian. Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi akibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah. Sekarang berpakaian yang membuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.

Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain




2.2  Konsepsi Khusus Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam Bab ini, konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa secara ilmiah gejala-gejala dan kejadian-kejadian sosial budaya disekeliling kita sebagai proses yang sedang berjalan dan bergeser.  semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk yang lama semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan. Kemudian di proses penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akullturasii dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru yang disebut inovasi dan invention. Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan tentang konsepsi-konsepsi yang dapat mempengaruhi sehingga dapat menyebabkan pergeseran masyarakat da kebudayaan :

a.      Proses Internalisasi
Koentjaraningrat (2003) mengungkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi, R (2006) internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baik lingkungan internal dalam diri manusia itu maupu  eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut Fathoni, A (2006), proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya.


b.      Proses Sosialisasi
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Koentjaraningrat (2003) individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R (2006) syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
1.      Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
2.      Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
3.      Pengendalian fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
4.      Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.

c.       Proses Akulturasi
Menurut Kuntjaraningrat (2003), mengemukakan bahwa proses akulturasi merupakan proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat. system norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang
Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.



d.      Proses Evolusi Sosial
1.      Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa secara mendetail (microscopic), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (macroscopic). Proses-proses sosial budaya yang dianalisa secara detail dapat memberi gambaran mengenai berbagi proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari suatu masyarakat. Proses evolusi sosial budaya secara macroscopic yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses pemberi arah” atau directional processes.

2.      Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam Antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli antropologi umumnya hanya memperhatikan adat istiadat yang  lazim berlaku dalam masyarakat yang mereka teliti,  tanpa memperhatikan sikap, perasaan serta tingkah laku para individu yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a.         Kebudayaan sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b.        Kebudayaan sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan dan dengan mempelajari konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat  pada umumnya.

3.      Proses Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.


e.       Proses Difusi
1.        Penyebaran Manusia
Ilmu antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk manusia dari suatu daerah dimuka bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini dapat diterangkan dengan adanya proses migrasi yang disertai dengan prose penyesuaian atau adaftasi fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka waktu berates ribu tahun lamanya.
Ditinjau dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai macam sebab dari migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa yang menyebabkan migrasi cepat dan mendadak.
Migrasi lambat dan otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang. Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah yang makin lama makin luas.

2.        Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam zaman modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu yang berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.

f.       Proses Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
1.      Asimilasi timbul bila ada:
Ø  Golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Ø  Saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
Ø  Kebudayaan golongan tadi berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran. Golonga minoritas mengubah sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan mayoritas.

2.      Lima golongan masalah akulturasi, yaitu:
Ø  Masalah metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu proses akulturasi yang terjadi.
Ø  Masalah unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang sukar diterima.
Ø  Masalah unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti atau diubah.
Ø  Masalah individu yang cepat dan sukar menerima.
Ø  maslah ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi

3.      Dalam peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
Ø  Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
Ø  Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
Ø  Saluran-saluran yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan penerima.
Ø  Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
Ø  Reaksi individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

g.      Proses Pembaharuan atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya  merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.
Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah sebagai berikut:
1.      Kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan.
2.      Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3.      Sistem perangsang bagi kegiatan mencipta.
Penemuan baru seringkali terjadi saat ada suatu krisis masyrakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada disekelilingnya.

2.3  Faktor Penyebab Rusaknya Kebudayaan Indonesia
Berikut ini beberapa faktor yang dapat merusak kebudayaan indonesia :
A.    Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.

B.     Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

C.    Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal.


D.    Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.

E.     Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyarakat juga ikut berubah

F.     Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Di sisi yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.

2.4  Upaya Pelestarian Kebudayaan Indonesia
Berikut beberapa hal yang dapat kita simak untuk acuan kita dalam rangka melestarikan budaya lokal indonesia :

A.    Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.

B.     Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.

C.    Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.

D.    Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.

E.     Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.


F.     Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan  budaya yang mungkin terjadi.

G.    Multikuturalisme
Multikulturalisme memberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.


2.5  Peran Mahasiswa Dalam Upaya Pelestarian Kebudayaan Indonesia
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.

a)     Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik.  Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah, Hal itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban. Melalui mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. KKN dapat digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan  pengembangan seni dan budaya daerah.

b)       Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kebudayaan merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari Penulisan Makalah ini saya dapat menyimpulkan Bahwa Perubahan Dinamis dan arus Globalisasi yang tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa berharganya nilai – nilai budaya lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa. Agar budaya kita tetap terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing.


3.2  Saran
Sebagai generasi muda sebaiknya kita bisa lebih aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya-budaya lokal yang ada di lingkungan sekitar kita dengan cara :
1.      Lebih tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan indonesia
2.      Harus lebih memahami arti kebudayaan
3.      Menjadikan keanekaragaman budaya sebagai sumber kekuatan budaya
4.      Meyakini bahwa kuatnya budaya bangsa dapat memperkokoh rasa persatuan
5.      Menjadikan kebudayaan itu menjadi kemajuan pariwisata di indonesia
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak dan cucu kita nanti.
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain


DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar